Hi again! So I've just finished watching Gie on youtube... I know, that sucks. (so who's willing to lend me the DVD??)
All I can say is Nicholas Saputra is the perfect cast for Gie's role!! Course! No doubt. Who else?! Doh! OK. Sorry for the inconvenience.
BUT HE IS!!!! OK stop.
And I love his words... And poems... Trust me, every poem Nico reads isn't cheesy at all. You can italic and bold that statement so it becomes this: every poem Nico reads isn't cheesy at all!
I started marking the quotes from this scene,
Ira: Gie, soal kemarin malam
Gie: Kemarin malam? Kenapa? Ada yang salah ya?
Ira: Em, nggak. Saya cuma mau bilang, kamu baik sekali. *left*
Ira itu sahabat gue. Dan gue hormat sama dia. Jangan disamain sama yang beginian.
-Gie to Maulana
Maulana: Gie sori Gie.. Sori lah..... Sori ya...
Gie and others: *laughed out loud*
Gie: Intinya, kita tidak boleh menerima nasib buruk, dan menganggapnya sebagai jalan hidup yang telah ditentukan bagi kita. Pasrah menerimanya sebagai kutukan. Kalau kita ingin bebas, kita harus belajar terbang.
Herman: *ngorok*
Gie: WOI sialan lo. Bangun!
GIRLS!! You have to see his face, I was like OMG!
Saya suka sekali melihat hujan. Hmm, membaui hujan. Kamu, Gie?
-Sinta

Sinta: Gie, kamu rikuh ya kalau berduaan sama saya begini?
Gie: Hah?
Sinta: Iya, kalau kamu lagi berduaan sama saya gini rikuh gak? Perasaan kamu gimana?
....
Sinta: Gie?
Gie: Hah? Kamu ngomong apa tadi?
*kissed*

Memang Ira masih disini, menjadi asisten dosen Sejarah Indonesia. Tapi kami masih rikuh untuk bicara. Tentu kamu mengerti sebabnya.
-Gie to Herman, on his mail.
(Herman was in Papua doing some research.)
"Lebih baik saya diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."
-Soe Hok Gie
Posting Komentar